Cerpen Sedih - kali ini saya share Cerpen Sedih karya khanissa aghnia afwa khusus dibuat untuk anda semua, karya ini dibuat oleh khanissa aghnia afwa ..Baca Cerpen Sebelumny : Cerpen Cinta karya Dayma
Cerpen Sedih karya khanissa aghnia afwa
Namaku Ifha Dwi Ashilla, singkatnya Ifha. Aku seorang murid kelas 11 di SMA Negeri Bandung. Aku mempunyai seorang mantan bernama Dizan Ihsani. Dia seorang atlet futsal di sekolah ku. Jujur saja, aku masih sangat menyukai dia, entah mengapa.
Pada suatu hari, sekolahku mengadakan sebuah pertandingan futsal antarkelas. Jujur saja, di kelasku tidak ada yang jago futsal. Namun ada satu kelas yang berisi 5 atlet futsal sekolah, kelas itu adalah 11 ipa 2. Salah satu dari atlet itu adalah Dizan. Aku berfikir, dalam pertandingan itu, pasti kelas itu akan menang. Ternyata benar saja, kelas itu menang.
Akupun berniat untuk mengucapkan selamat kepada Dizan. Aku sadar itu hanyalah “modus” belaka yang mungkin tidak akan dia respon. Namun aku tetap ingin mengucapkan selamat kepada dia. Akhirnya akupun memilih media “facebook” untuk mengucapkannya. Aku mengirimi dia pesan, “selamat juara ya 99J”. Aku tidak terlalu berharap agar pesanku dibalas, karna aku yakin pesanku tidak akan dibalas oleh nya. Namun ternyata dugaanku salah, dia membalas pesanku, “iya terimakasih Ifha Dwi AshillaJ”. Sungguh tak kuduga dia akan membalas pesanku. Mulai dari situlah percakapan antara aku dan dia dapat terulang lagi. Sungguh tak dapat ku lukiskan perasaanku pada saat itu. Aku merasa sangat bahagia. Dan pada akhirnya tanggal 27 desember 2011, dia menginginkan ku kembali padanya. Akupun memutuskan untuk menerimanya lagi.
Hari demi hari kulewati bersamanya. Sampai akhirnya tiba pada hari anniversary ku yang sebulan bersamanya, itu juga bertepatan dengan turnamen futsal. Dan pastinya dia ikut turnamen tersebut. Aku tidak tau mengapa, tapi dia tidak mengucapkan apa – apa kepadaku. Jujur saja, aku sangat sedih dan marah. Namun saat jam istirahat tiba, handphone ku bergetar tanda sms masuk. Ternyata saat kulihat layar handphoneku, itu sms dari Dizan, “tunggu aku di depan pintu kelasmu. Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu”. Aku tidak tahu apa maksud dia. Aku hanya menurut dengan yang dia katakan. Dia pun datang mengahampiriku sambil membawa sebuah keresek putih. “Ini” kata dia sambil mengulurkan tangannya. Aku menerimanya, dan dia berkata “aku kembali ke kelasku untuk siap-siap turnamen yaJ doakan supaya aku menang”. Aku hanya tersenyum ketika dia berkata seperti itu. Dan ketika dia berjalan kembali ke kelasnya, aku melambaikan tanganku kepadanya.
Ketika ku lihat kersek putih itu, ternyata isinya itu sebatang coklat. Aku kira akan ada surat yang dia selipkan di coklat itu, ternyata tidak. Sesampainya kerumah, aku hanya memerhatikan batangan coklat itu. Aku tidak sedih, hanya heran. Apa dia tidak ingat dengan hari ini? Entahlah. Aku bingung, sangat bingung. Akupun mencoba untuk mengirimkan dia pesan teks dengan berisi “heyJ happy anniversary 1st month yaJ keep romantic and always togetherJ”. Ketika aku menunggu balasan dari dia, aku tertidur.
Aku terbangun. Ketika ku lihat handphoneku, 2 buah pesan di terima. Aku berharap itu dia, ternyata benar itu dia. “sayang maaf aku baru pulangJ happy anniversary juga sayangJ” aku kira dia tidak ingat, ternyata dia ingat.
Hari berganti hari lagi. Karena kelas 12 akan mengadakan TO, maka kelas 10 dan 11 di liburkan selama 2 hari. Tentu saja aku sangat senang sekali. Pada tanggal 22 februari 2012 Dizan pun mengajakku bermain. Aku tidak berani jika hanya berdua saja, akupun mengajak Citra dan Pacarnya untuk main bersama. Dan akhirnya kamipun bermain ber empat di rumah Citra. Kita tidak melakukan apapun disana, tidak nonton tv atau pun film. Hanya diam saja di ruang tamu sambil ngobrol dan main game di laptop. Mungkin karna aku cape, akupun bersandar di bahunya. Sungguh sangatlah sandaran yang nyaman. Namun, waktu telah menunjukkan pukul satu siang, dan dia harus kumpul futsal. Sebenarnya aku tak mau dia pulang, karna aku ingin menghabiskan hari bersamanya. Tapi dia tetap ingin pergi, yasudah aku biarkan saja dia pulang.
Tanpa disadari, tiba lagi lah ke hari anniversary ku yang ke -2 bulan. Dia mengajakku ke sebuah gerai es krim, dia membelikanku eskrim. Namun dia kembali lagi untuk latihan futsal. Hmm mungkin memang sudah rutinitas dia begitu, aku selalu berusaha untuk tidak marah jika dia memilih futsal dibandingkan aku. Aku selalu bertanya kepada dia “kamu mau pilih futsal atau aku?” dia selalu menjawab dengan jawaban yang sama “maaf, aku lebih memilih futsal daripada kamu. Aku ingin membahagiakan orang tuaku dulu, baru aku akan membahagiakanmu Ifha Dwi AshillaJ”. Haha, aku hanya tersenyum jika mendengar kata-kata itu.
Masuklah ke bulan maret. Jujur saja, dia sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Dia jarang sekali mengajakku bertemu, dan sangat lama sekali saat membalas SMS dariku. Aku tidak mau negative thinking. Aku berfikir, mungkin dia sedang sibuk dengan “futsal”nya. Namun, ketika ku lihat profile facebook dia, dia tidak lagi sering membuat status untukku. Dan dia selalu wall to wall-an dengan kaka kelas yang bernama Frisca Amalia. Aku tidak marah kepadanya, hanya saja kesal!
Dari situlah aku dan Dizan sering sekali berantem. Dan aku selalu membawa nama Frisca Amalia pada argument itu. Aku tidak mengerti dengan apa yang dia maksud. Dia jarang sekali ngeSMS, tapi dia selalu membuat status di facebooknya. Akupun mulai iseng untuk membuka facebook dia sekedar untuk membaca pesan dia dengan kaka itu. Ternyata benar dugaanku, mereka sudah sangat dekat. Dekat sekali. Pantas saja bila aku ingin meminjam handphonenya, dia pasti tidak mau. Sekarang aku sudah tau alasannya.
Aku selalu memikirkan masalah itu, sampai akhirnya aku jatuh sakit dan tidak masuk sekolah selama 2 hari. Tapi, dia tetap tidak mengirimku pesan. Mungkin dia tidak tahu apa yang aku rasakan kini, mungkin dia tidak tau sekarang aku sedang sakit. Aku meminta bantuan kepada temanku untuk memberitahu dia kalau aku sakit, namun apa? Malah sakit hati yang kudapat! “Gabby, dia bilang apa pas tau aku sakit?” kataku kepada teman sekelasnya. “Fha, parah bangetlah jawaban dia” katanya, “emang kenapa gabb?” kataku penasaran, “dia bilang “gapeduli ah” jahat bangetlah fha”. Aku langsung terdiam, bagaimana aku tidak sedih? Dia berkata “gapeduli”.
Mulai dari situ, aku selalu berfikir untuk segera memutuskan dia. Namun aku tidak sanggup. Lebih baik dia saja yang memutuskanku. Namun, aku selalu berfikir apa yang akan terjadi nanti? Aku tidak mau kehilangan dia untuk kedua kalinya.
Pagi harinya pada tanggal 24 Maret 2012, tetap saja dia tidak mengirimkanku SMS. Sudah sekitar 3 hari aku dan dia lost contact. Namun, dia tetap bisa untuk wall to wall-an dengan kaka itu. Aku berfikir, mungkin mereka sudah saling suka. Sekarang aku harus putuskan, apakah aku harus mengorbankan perasaanku demi kebahagiaan dia? Aku tidak mau. Aku sangat menyayanginya, aku tidak mau gagal lagi untuk kedua kalinya.
Namun, saat malam harinya, karena aku sudah tidak bisa menahan lagi rasa sakitku, akupun memutuskan hubungan yang telah kujalani hampir 3 bulan itu. Ku kira, dia akan mengelak dan tidak mau putus, tapi apa? Dia menjawab “terserah”. Ya! Hanya 1 kata. Tubuhku tiba – tiba saja dingin. Dan air mataku mulai keluar dan menetes perlahan-lahan. Apa yang terjadi? Tanyaku dalam hati. Aku ingin menjerit, namun aku tak bisa. Aku ingin marah, namun aku tak mampu.
Inikah akhir yang kudapatkan setelah 3 bulan ini? Akhir yang tidak bahagia? Yang mungkin bisa di bilang menyakitkan?
Padahal, telah aku siapkan hadiah special untuk ulangtahunnya di tanggal 2 april nanti. Tapi apa? Aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.
Di sekolah, aku bertemu dengan temanku sekaligus teman kaka itu. Temanku berkata “Fha, sabar ya. Katanya sih si Dizan pas udah putus dari kamu langsung nembak si ka Frisca” aku hanya terdiam, tak bisa menjawab apapun. Air mataku kembali mengalir, namun aku langsung mengusapnya. Aku berusaha tegar, namun aku takbisa.
Takkan pernah ku lupakan kenangan indah ketika aku masih bersamamu. Takkan kulupakan semua canda tawamu. Semua kenangan tentang dirimu selalu membekas di hati ini. Meskipun hatiku selalu bicara untuk tetap menunggumu, namun fikiran ku berkata aku harus pergi. Aku tidak mau terpuruk oleh hal ini.
Saat ini tak ada lagi yang harus aku sesali untuk yang telah terjadi kepadaku beberapa bulan terakhir. Semua telah aku simpan dalam bentuk bungkusan merah yang aku tanam dalam dada berbentuk hati. Meski terkadang sulit mengungkapkan dalam hati ketika senyum dan tangis menyatu dalam bibir, namun waktu telah membantuku untuk mengikis semua itu.
Terimakasih untuk luka yang telah kau beri J
Profil Tentang Penulis Cerpen Sedih
nama saya khanissa aghnia afwa, cerpen di atas merupakan kisah nyata saya bersama seseorang:)
fb: khanissa aghnia afwa
twiter: @aghniaafwa
itulah artikel Cerpen Sedih karya khanissa aghnia afwa semoga bermanfaat
0 comments:
Post a Comment